Dakwah
tidak pernah memiliki batasan waktu dan batasan usia.
Apapun status kita dan dimana pun kita berada, tugas
dakwah akan senantiasa menjadi kewajiban kita. Komitmen
yang telah kita pupuk di awal keikutsertaan kita dalam
barisan dakwah harus senantiasa kita pupuk dan kita
luruskan kembali ketika tantangann hidup semakin tajam
menghujam kita.
Hal
ini menjadi motivasi anggota KAPMI untuk mengadakan Reuni
Akbar I Alumni KAPMI se-Aceh pada Ahad-Senin, 14-15
Oktober 2001 yang lalu. Acara yang bertempat di Asrama
Haji Banda Aceh ini diikuti oleh 70-an anggota dan alumni
KAPMI se-Aceh yang saat ini melanjutkan belajar di
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Suasana
santai dan keakraban mengisi rutinitas kegiatan ini dari
awal hingga akhir. Pihak pelaksana memang menyusun jadwal
acara yang sama sekali berbobot ringan dan tidak monoton
untuk menyikapi berbagai usulan yang menginginkan agar
acara ini menjadi ajang ta'aruf dan penyegar ukhuwah
antara sesama alumni dari berbagai daerah.
Ketika
ditanyakan apakah jumlah pengurus dan alumni KAPMI seaceh
hanya sebenyak ini (70-an: red)? Pihak pelaksana
mengungkapkan bahwa kebanyakan dari para undangan
mengalami halangan akibat kegiatan dan aktivitas lainnya
di kampus dan di sekolah, sehingga jumlah peserta yang
dihimpun tidak mencapai target semula. Namun hal ini tidak
menjadi halangan untuk terus melaksanakan acara yang
sederhana ini.
Pada
hari pertama, peserta mendapatkan suguhan taujih dari Ustadz
Raihan Iskandar Abdullah, Lc.(Direktur Ma'had Al-Ishah
Banda Aceh). Ustadz Raihan mengarahkan para kader dakwah
untuk tidak hanya berpangku tangan ketika mereka berada di
bangku perkuliahan. Justeru aktivis dakwah KAPMI harus
langsung menempati pos-pos dakwah kampus dan siap
mengemban amanah yang dibebankan padanya. Dengan demikian
akan menambah sumber daya yang tersedia dan memaksimalkan
dakwah kampus. Disamping itu kader dakwah pun sudah
memiliki konsep untuk menata diri mereka untuk bersikap
tawazun.
Malam
hari acara dilanjutkan dengan diskusi tentang agenda
pertemuan alumni secara rutin untuk saling berkoordinasi
dan mempererat ukhuwah serta di akhiri dengan
qiyamul-Lail. Acara pada malam hari hanya diikuti oleh
peserta ikhwan saja, karena peserta akhwat sudah kembali
ke kediaman masing-masing di sore hari. (Ibid)
|